Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1444 H MAN Kendal

Kendal, mankendal.sch.id — Kamis, 23 Januari 2023 lalu MAN Kendal memperingati Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW di Asrama Haji yang terletak di sebelah barat daya gedung MAN Utara. Peringatan tersebut dipromotori oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) – Majelis Perwakilan Kelas (MPK)  bersinergi dengan Organisasi Santri Ma’had Al-Aqwam (OSMA).

Digelarnya acara ini selain merupakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) juga bertujuan untuk membumikan keteladanan Rasulullah melalui perjalanan spiritualnya,  Israk Mikraj. Dua kejadian luar biasa yang dilakukan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dilanjutkan ke langit ke-7 itulah yang  menghasilkan perintah salat 5 waktu sehari semalam secara langsung dari Allah SWT.

Kegiatan Israk Mikraj dimulai pada pukul 7 pagi. Walaupun turun hujan deras yang mengguyur wilayah sekitar Bugangin, namun siswa-siswi beserta guru MAN Kendal tetap semangat untuk menyambut acara Israk Mikraj ini. 

Rangkaian kegiatan peringatan Israk Mikraj ini diawali dengan pembacaan istighosah yang dipimpin oleh H. Kumaedi  S.Ag. 

Dengan dipandu pembawa acara Fahmi Dafiq Arafat dan Alvina Rohmah acara diawali dengan pembacaan ummul kitab.

Kemudian dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Nihayatul Ulya, siswi kelas XII Agama. Sebelum acara inti didahului sambutan kepala madrasah Drs. H. Muh Muh Asnawi, M. Ag. Beliau menyampaikan pesan dan motivasi kepada segenap yang hadir memenuhi Asrama Haji.

Memasuki acara inti, mauidhoh hasanah dari Gus Aldi Hasani beserta timnya, beliau menyampaikan tausiahnya menggunakan media wayang.

Ia mengajak semua peserta dari generasi milenial agar meniru sifat Baginda Nabi Muhammad, seperti tema yang diusung, “Implementasi Hijrahnya Rasul dalam Kehidupan Pemuda di Era Milenial”.

Pertunjukan wayang diawali dengan pengenalan wayang-wayang. Ada yang disebut gunungan karena wujudnya seperti gunung dan merupakan simbol kehidupan. Kemudian muncul tokoh Dursasana. Dur berarti buruk dan Susana artinya tempatnya keburukan. Singkatnya, keburukan tersebut harus dihapuskan dalam kehidupan. Maka lahirlah kemudian tokoh Bimasena atau biasa dikenal dengan sebutan Werkudoro. Dialah sang pembasmi Dursasana yang akhirnya memicu peperangan saudara antara Pandawa dengan Kurawa.

Hikmah yang dapat diambil adalah seperti kata pepatah, “Apa yang kita tanam maka itulah yang kita tuai”. Dikisahkan dalam perang ini jika kedua tokoh itu memiliki prinsip yang berbeda.  Pandawa lebih condong ke arah kebaikan, amar ma’ruf nahi munkar sedangkan tokoh kedua lebih mencerminkan keburukan.

Acara selanjutnya adalah pembacaan doa yang dipimpin oleh Drs. H. Sunardi, M.Ag. Kemudian acara ditutup oleh pembawa acara.

Alhamdulillah, kegiatan Israk Mikraj tersebut berjalan  lancar berkat kerjasama seluruh panitia yang diketuai Fitrian Salim Purnomo (OSMA) dan Ikhsan Sempana Putra (OSIS). -CiaraVivian